http://staisa.50webs.com  
 
line decor
  HOME  ::  
line decor
   
 

AKTIVITAS MAHASISWA:

Agenda
Content 1
Ekspresi

 

Be My Valentine? Nggak, Deh

 


O

nly You The One that I Love The Most in The Whole World. Tulisan yang berisi ungkapan rasa cinta model gini gampang kita temuin di bulan Februari. Yup, bulan Februari jadi istimewa dan penuh cinta lantaran kehadiran Valentine’s Day (VD) yang jatuh pada tanggal 14-nya. Nggak heran kalo jutaan remaja di seluruh dunia tak sabar menantinya. Lantaran VD menjadi hari dimana mereka bebas nunjukkin kasih sayangnya pada pacar alias kekasih gelapnya. Nah lho, sephia dong? Ya iyalah, soalnya kan kebanyakan mereka belon pada merit alias nikah. Hubungan resmi laki-perempuan kan melalui ikatan pernikahan, bukan pacaran. Betul?

Bagi para pelaku bisnis, VD berarti momen penting untuk mengeruk keuntungan sebanyak mungkin dari penjualan produk dan pernak-pernik Valentine. Lantaran menjelang VD, daya beli masyarakat terutama remaja mendadak dangdut, eh meningkat drastis. Remaja berlomba-lomba berburu kado spesial yang unik dan menarik agar perayaan VD ngasih kesan yang mendalam bagi pasangannya. Ada buket bunga mawar nan cantik, coklat dalam kotak berbentuk hati, perhiasan, CD lagu romantis, permen, kartu Valentine, hingga sepasang sendal jepit!

Nggak cuma pernak-pernik, perayaan VD juga dilengkapi dengan acara bernuansa pesta pora bin hura-hura yang bikin remaja terlena. Mulai dari acara yang romantis abis hingga yang berbau erotis yang pastinya nggak pake gratis. Ada konser musik dari para musisi idola yang melantunkan lagu-lagu melankolis, pesta pribadi yang mendatangkan penari striptease, atau acara arisan teman kencan yang berujung pada perilaku seks bebas. Ih najis!

Padahal nggak semuanya tahu asal-usul VD. Kebanyakan mungkin cuma ikut-ikutan tren aza. Jangan-jangan, VD cuma mitos yang digede-gedein dan dianggap istimewa. Bisa jadi kan?

VD,-hari-kasih-sayang?
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day. Sebagian memahaminya sebagai Perayaan Lupercalia yang merupakan rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari).
Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata.
Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity).
Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Sementara The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian nggak jelas siapa “St. Valentine” yang dimaksud. Malah kisahnya juga nggak ketahuan ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.  (idem).

Sobat muda muslim, dari sejarahnya aja udah keliatan kalo Valentine’s Day nggak jelas asal-usulnya alias banyak versi yang nggak pasti. Cuma akal-akalan doang yang dipake untuk menyebarkan agama kristiani termasuk budaya dan tradisi Barat. Nggak heran kalo kini makna VD kian tulalit. Lebih ke arah kebebasan yang kebablasan untuk nunjukkin kasih sayang kepada pasangan yang dicintainya, khususnya kalangan remaja. Bahaya tuh!

Sex-on-Valentine’s-Day
Menjelang hari Valentine, banyak remaja sibuk nyari kado spesial sebagai tanda cinta bagi sang kekasihnya. Di balik kegembiraan anak muda merayakan VD ternyata tersembunyi bahaya besar yang mengintai para aktivisnya. Mulai dari penularan HIV/AIDS hingga kehamilan tak dikehendaki. Waduh!

Ini dikemukakan oleh dr Andik Wijaya SMSH, seorang Seksolog dari Surabaya. “Sekarang Valentine’s Day nuansanya cenderung romantis dan erotis,” tutur dr Andik. Ini bukan omong kosong lho. Salah satu faktor yang mensukseskan erotisme saat perayaan Valentine adalah makanan khas Valentine`s Day berupa coklat. Emang kenapa dengan coklat? Menurut dr Andik, coklat mengandung zat yang disebut Phenyletilamine atau zat yang bisa membangkitkan gairah seksual. Nah lho. Ternyata eh ternyata...

Bukti lain, lanjutnya, pergeseran makna Valentine‘s Day, di Inggris 14 Februari malah dicanangkan sebagai The National Impotence Day (hari impoten nasional) dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman impotensi 2 juta pria Inggris. Sedang di AS lebih parah lagi. 14 Februari ditetapkan sebagai The National Condom Week (pekan kondom nasional). “Maksudnya kampanye nasional penggunaan kondom, karena tiap perayaan Valentine‘s Day diikuti peningkatan kasus HIV/AIDS. Padahal tingkat kegagalan kondom mencapai 33,3 persen,” imbuh dr. Andik.

Bagaimana di dalam negeri? dr Andik menuturkan, tiga tahun lalu ia diundang sebuah hotel berbintang di Surabaya menghadiri pesta Valentine‘s. Bonusnya undangan boleh check in sehari bersama pasangannya dengan jaminan tak dicek identitasnya (suami istri atau bukan). (www.beritakesehatan.com, Rabu, 14/02/2001)
Fenomena sex on valentine dikuatkan juga saat seorang penulis, menjelang Valentine’s Day tahun 2004, pernah melakukan survei terhadap remaja pinggiran Kota Bandung seperti Cimahi, Batujajar, Padalarang, dan Lembang. Dibantu Lembaga Telaah Agama dan Masyarakat (eL-TAM) penulis menyebarkan 500 angket ke siswa siswi tingkat SMA di daerah tersebut. Hasilnya? Mengejutkan!

Dari 413 responden yang menjawab angket secara “sah” 26,4% di antaranya mengaku lebih suka merayakan Valentine bersama gebetan atau kekasih dengan jalan-jalan, makan-makan lalu berciuman (melakukan seks). (Lihat, Samsul Ma’arif, “Valentine Day Bukan Budaya Kita, Tapi ...”Pikiran Rakyat, 12 Februari 2005).
Bahkan lembaga sosial Family Health International (FHI) Jabar yang berkedudukan di Kota Bandung, mempublikasikan hasil riset dan surveinya tentang perilaku seks remaja Kota Bandung. Dari penelitian itu disimpulkan bahwa 54% remaja Kota Bandung pernah berhubungan seks! (Kompas, 25 Januari 2006). Bahkan, persentasenya paling tinggi dibandingkan kota-kota besar lain, seperti Jakarta (51%), Medan (52%) dan Surabaya (47%).

Prihatin juga ya, ternyata gaya hidup permissif alias serba boleh dalam berbuat kian banyak menjerat temen-temen kita. Terutama dalam urusan ekspresi cinta mereka pada pujaan hatinya. Katanya cinta suci, ternyata cuma cinta birahi. Ini gaswat sobat. Kalo tetep dibiarin, gaya hidup sekuler ini bisa menyeret remaja pada kehidupan yang menuhankan hawa nafsu. Kalo itu terjadi, kehidupan kita nggak jauh bedanya dengan marga satwa. Nggak lah yauw! Amit-amit banget deh.

Hati-hati-tertipu...
Sobat muda muslim, karakter remaja yang doyan having fun gampang dimanfaatkan para pelaku bisnis untuk menjerat remaja muslim dalam gaya hidup hedonis demi meraih keuntungan yang bombastis. Remaja muslim digiring agar aktif merayakan hari kasih sayang. Padahal jelas-jelas VD adalah budaya Barat yang harus kita hindari bukan malah kita ikuti.

Seperti kebiasaan mengirim kartu Valentine disertai ucapan “Be My Valentine?”. Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan bahwa kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, kalo kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa” dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Syirik tuh!

Kamu juga kudu tahu kalo Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!

So, nggak usah minder untuk ngakuin VD yang pastinya bukan budaya Islam. Kalo kita tetep ngotot ikut ngerayain, bisa-bisa kita bakal termasuk golongan orang-orang kafir yang menjadikan VD sebagai salah satu hari besar agamanya. Seperti diingatkan Rasul saw dalam sabdanya: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk salah seorang dari mereka.” (HR Abu Dawud, Ahmad, dan ath-Thabranî)

Hukum merayakan hari valentine

Saat ini banyak ABG muslimah yang terkena penyakit ikut-ikutan dan mengekor pada budaya Barat atau nashrani akibat pengaruh TV dan media massa lainnya. Termasuk pula dalam hal ini perayaan Hari Valentine, yang pada dasarnya adalah mengenang kembali pendeta St.Valentine. Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya.

Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi'ar dan kebiasaan. Padahal Rasul telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: "Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR. At-Tirmidzi). Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir, adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim berkata, "Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, "Selamat hari raya!" dan semisalnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyembah salib. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut.

Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid'ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah." Abu Waqid radhiyallah 'anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath." Maka Rasulullah n bersabda, "Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, 'Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.' Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih).

Adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala' dan bara' (loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu'min dan membenci orang-orang kafir, memusuhi dan menyelisihi mereka. Serta mengetahui bahwa sikap seperti ini di dalamnya terdapat kemaslahatan yang tidak terhingga, sebaliknya gaya hidup yang menyerupai orang kafir justru mengandung kerusakan yang lebih banyak.

Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang, lagi pula, menyerupai kaum kafir dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Al-Maidah:51)

"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya." (Al-Mujadilah: 22)

"Dan janganlah belas kasihan kepada kedua pezina tersebut mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akherat." (An-Nur: 2)

Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah; ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah As-Sunnah. Tidak ada suatu bid'ah pun yang dihidupkan kecuali saat itu ada suatu sunnah yang ditinggalkan. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka'at shalatnya membaca, "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."                  (Al-Fatihah: 6-7)

Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas Langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebutkan: "Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling mengunjungi karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku." (Al-Hadits).

Sempurnakan-cinta-kita
Sobat muda muslim, VD sebagai simbol ekspresi cinta telah menyeret para aktivisnya keliru memaknai hakikat cinta. Gaya hidup permissif seperti terlihat dalam perayaan VD selalu memandang baik apa yang diinginkan oleh hawa nafsunya dan menjadikannya sebagai jalan hidup. Kondisi ini sama dengan menyekutukan Allah Swt. dengan menuhankan hawa nafsu. Seperti disebutkan Allah swt dalam firman-Nya:

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,  Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). (QS al-Furqaan [25]: 43-44)

Kalo kita nggak mau disamain dengan ayam, kambing, atau sapi seperti ayat di atas, maka berperilakulah layaknya manusia. Allah Swt. udah ngasih kita akal agar bisa bedain perilaku yang diridhoin Allah ama yang nggak. Jangan mau diperbudak hawa nafsu dan ngikutin perasaan aja. Kita ini lebih mulia dibanding hewan sobat.

So, untuk nunjukkin kasih sayang, nggak mesti saat VD. Kapan aja boleh kok. Yang terpenting dan pokok adalah ekspresikan cinta-kasih-sayang sesuai ajaran Islam yang mulia dan masuk akal. Bukan ajaran lain yang justru merendahkan derajat kita. Maka, kalo pengen selamat dunia-akhirat: cintai Islam dan pake aturan Islam dalam keseharian kita. Biar mantep cintanya, kuatkan dengan ikut pembinaan dan pengkajian Islam. Biar kokoh dan utuh dalam membentuk kerangka berpikir, maka pembinaan itu harus dilakukan intensif dan rutin. Jangan setengah-setengah. Kini, saatnya kita bareng-bareng mengkaji Islam untuk sempurnakan rasa cinta kita!

 

 

                              Oleh : BEM STAI_SA

                                               Editor by Suherman

Bulletin:

 

Percaya HAM? Nggak Deh...!

 


T

ahukah kamu tentang HAM (Hak Asasi Manusia)? Pasti tahu deh kalo kamu pernah dan udah belajar mata pelajaran PPKn, misalnya. Yup, kalo kita ngomongin soal HAM, biasanya yang langsung konek dalam pikiran itu adalah ngomongin tentang kebebasan. Diyakini banget kalo kebebasan adalah bagian dari hak hidup kita sebagai manusia. Kita nggak munafik deh kalo kita memang pengen banget bebas. Bisa melakukan apa pun sekehendak kita.

Bro, kalo pikiran kita cuma lurus-lurus aja dan ngikutin semua yang kita inginkan, kayaknya kita bakalan egois deh. Bener banget kalo kita sebagai manusia pengen bebas lepas dari keterikatan dan penghambaan terhadap orang lain. Bener pula kalo kita nggak perlu minta ijin untuk ngelakuin apapun yang kita inginkan. Nggak ada salahnya juga kalo kita punya keinginan beda sama orang lain. Itu wajar. Cuma yang nggak wajar kalo kebebasan yang kita lakuin tuh ternyata melanggar hak kebebasan orang lain. Apalagi jika melanggar aturan Islam.

Nah, itu sebabnya kita pada akhirnya memang butuh aturan untuk mengendalikan kebebasan kita. Nggak bisa bebas sesukanya. Bener kan? Contoh gini deh. Kalo kita mengendarai kendaraan di jalan umum, kita nggak bisa sesuka kita untuk menghentikan kendaraan di sembarang tempat atau kita ugal-ugalan di jalan raya karena bisa membahayakan diri kita dan juga orang lain yang sama-sama menggunakan jalan tersebut.

Kita aja suka marah kan kalo kita lagi enak-enak bawa sepeda motor, tapi tiba-tiba kendaraan di depan kita berhenti mendadak. Kalo nggak refleknya bagus, udah deh, tuh pantat mobil bisa dengan sukses dicium sama sepeda motor kita. Hehe.. biasanya kejadian begini kalo kita jalan di belakang mobil angkot (angkutan kota) yang terkenal sopirnya sering menghentikan kendaraannya secara mendadak begitu ngelihat penumpang. Maka, wajar aja ada anekdot: “Kalo Valentino Rossi memacu sepeda motornya, yang tahu kapan belok, yang tahu kapan nyalip lawannya adalah dia dan Tuhan. Tapi kalo sopir angkot, hanya Tuhan yang tahu kapan tuh sopir berhenti. Sementara sopir angkotnya sendiri nggak tahu pasti kapan harus menghentikan kendaraannya.” Halah!

Sekilas-sejarah-HAM
Kalo ngebaca buku-buku sejarah sih, sejarah HAM itu biasanya dimulai dari lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Isinya antara lain mengatur pemberian sanksi kepada raja. Maklum, waktu itu raja punya kekuasan absolut (raja yang membuat hukum, tapi ia kebal hukum). Jadi, dengan adanya Magna Charta ini, raja bisa diproses secara hukum kalo dia melanggar, gitu lho. Ini dianggap sebagai bentuk kemajuan di Eropa waktu itu.

Berikutnya ada pengembangan dari Magna Charta, yakni lahirnya Bill of Rights tahun 1689, juga di negerinya David Beckham, Inggris. Pada masa ini mulai muncul pemikiran bahwa manusia sama di muka hukum (equality before the law). Hal ini kemudian mendorong munculnya negara hukum dan demokrasi. Selanjutnya, Motesquieu dengan Trias Politika-nya yang mengajarkan pemisahan kekuasaan guna mencegah tirani, John Locke di Inggris dan Thomas Jefferson di Amerika dengan hak-hak dasar kebebasan dan persamaan yang dicanangkannya. Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham Roesseau dan Montesquieu. Nah, pada tanggal 10 Desember 1948, PBB kemudian menciptakan The Universal Declaration of Human Rights yang diperingati sampe sekarang sebagai hari HAM sedunia, gitu lho.

Jadi intinya, HAM itu adalah bagian dari sistem demokrasi yang memang sejak awal udah mengkampanyekan kebebasan. Semakin gencar seruan demokratisasi sehingga kehidupan di suatu negara makin demokratis, sejatinya yang terjadi adalah kian bebasnya kehidupan di negara tersebut. Menurut Syaikh Abdul Qadim Zalum, dalam bukunya, ad-Dîmukrathiyyah Nizhâm Kufr, paling nggak ada 4 (empat) kebebasan yang dijamin dalam demokrasi: (1) kebebasan beragama; (2) kebebasan berpendapat; (3) kebebasan berekspresi/berperilaku; (4) kebebasan kepemilikan. Keempatnya adalah hal yang lazim dijamin pelaksanaannya di berbagai negara yang menerapkan demokrasi.

Atas-nama-HAM
Bro, atas nama HAM banyak manusia melakukan apa saja sesuka hatinya. Karena dalam demokrasi memang dijamin. Jangankan seorang muslim yang ogah-ogahan melaksanakan sholat dengan dalih atas nama HAM, orang mau beragama atau memilih tak beragama pun dijamin dalam demokrasi.

Yup, sistem demokrasi emang memberikan kebebasan beragama dan berkeyakinan yang—apalagi disertai dengan paradigma alias kerangka berpikir bahwa dalam beragama jangan gunakan akal—udah bikin nggak sedikit manusia yang terperosok ke dalam agama yang nggak masuk akal macam agama Kabalah yang dianut Madonna atau agama Scientologi yang dianut sama Tom Cruise. Selain itu, muncul banyak sekte sesat yang, antara lain, menyajikan bunuh diri massal macam sekte The Heavens Gate (Gerbang Surga) yang didirikan oleh Marshall Herff Applewhite dan Bonnie “TI” Lu Trusdale Netteles atau sekte Aum Shinri Kyo yang didirikan pada 1987 oleh Shoko Asahara alias Chizuo Matsumoto di Jepang sebagai solusi dalam mengatasi problema hidup mereka. Termasuk tumbuh suburnya aliran sesat di negeri ini. Waduh, kacau banget kan?

Begitu juga orang akhirnya bebas berpendapat apa saja karena merasa ada jaminan yang dijanjikan demokrasi. Akibatnya, orang bebas berpendapat apapun sesuka pikiran dan hatinya. Misalnya bilang kalo pornografi itu seni. Maka, jika ada gambar manusia telanjang tanpa busana dalam sebuah lukisan tidak termasuk pornografi. Hmm.. gawat banget pemikirannya kan?

Selain kebebasan beragama dan kebebasan berpendapat, demokrasi juga menjamin kebebasan bertingkah laku. Maka, jangan heran kalo pada akhirnya banyak orang mengekspresikan kebebasan bertingkah lakunya meskipun hal tersebut sangat boleh jadi melanggar norma masyarakat dan norma agama. Itu sebabnya, seks bebas tumbuh subur karena dijamin oleh demokrasi sebagai bagian dari kebebasan bertingkah laku. Nggak dilarang juga orang mentato tubuhnya dengan alasan mengekspresikan dirinya atas nama HAM. Angeline Jolie terkenal sebagai ratu body art. Bahkan dia berhasil mengalahkan Pamela Anderson pada daftar 25 teratas selebriti yang memiliki tato pada 2001. Jolie mengakui tergila-gila dengan tato, di antara tatonya yang termasuk tribal adalah gambar naga. Dia memiliki lusinan tato di tubuhnya dan berencana terus menambah koleksinya. Waduh!

Nah, terakhir nih, kebebasan yang juga dijamin oleh demokrasi adalah kebebasan kepemilikan. Maka, nggak usah terlalu kaget kalo banyak praktik pemilikan barang dan harta secara tidak sah, korupsi misalnya. Uang negara atau uang kantor diembat aja masuk kantong pribadi. Sangat boleh jadi banyak juga di antara kamu yang nyuri ponsel temanmu demi bisa memiliki alat komunikasi tersebut. Ini namanya pemilikan tidak sah, dong ya.

Islam-mengatur-HAM
Boys and girls, nggak usah tertipu dengan tawaran HAM yang dipasarkan Barat. Karena sejatinya cuma ngejerumusin manusia ke jalan yang rusak dan sesat. HAM versi demokrasi bukan menyelamatkan manusia, tapi menyengsarakan manusia.

Islam, sebenarnya udah menjaga kehormatan manusia dengan memberikan beberapa jaminan yang sesuai fitrah manusia dan berdasarkan tuntunan dari Allah Swt., pencipta manusia. Beberapa poin yang dijamin oleh Islam dalam kehidupan ini adalah: jelasnya keturunan, perlindungan terhadap akal manusia, kehormatan, nyawa, harta, rasa nyaman beragama, juga tentang rasa aman, dan pembelaan terhadap negara. (Muh. Husain Abdullah, Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam, hlm. 81-84)

Lha, kalo sekarang dalam sistem demokrasi, atas nama HAM orang bebas beragama dan berkeyakinan, apa hal itu bisa menyelamatkan manusia? Nggak banget!

Islam memang nggak memaksa manusia untuk memeluk ajaran Islam. Allah Swt. udah ngejelasin dalam-firmanNya:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” (QS al-Baqarah [2]: 256)

Ini artinya, Negara Islam, atau kaum Muslimin nggak boleh memaksa orang lain untuk masuk agama Islam. Misalnya ngancem: “Kalo nggak masuk Islam, saya akan masukkin C4 (baca: bom dengan ukuran mini kualitas maxi) ke mulutmu!” Waduh, itu sih teroris banget, Bro. Nggak. Islam nggak ngajarin seperti itu.

Tapi nih, kalo udah masuk Islam ya harus terikat dengan aturan Islam, tuh. Allah Swt. berfirman (yang artinya):

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS al-Baqarah [2]: 208)

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir menyatakan:

“Allah Swt. telah memerintahkan hamba-hambaNya yang mukmin dan mempercayai RasulNya agar mengadopsi sistem keyakinan Islam (‘akidah) dan syariat Islam, mengerjakan seluruh perintahNya dan meninggalkan seluruh laranganNya selagi mereka mampu.” (Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir I/247)

Diriwayatkan dari Ikrimah bahwa, ayat ini diturunkan pada kasus Tsa’labah, ‘Abdullah bin Salam, dan beberapa orang Yahudi yang baru masuk Islam. Mereka mengajukan permintaan kepada Rasulullah saw. agar diberi ijin merayakan hari Sabat, hari raya umat Yahudi. Tapi, permintaan ini dijawab oleh ayat di atas.

Nah, termasuk dalam kebebasan berpendapat kita nggak bisa bebas sesukanya ngomong atau nulis. Misalnya mengharamkan poligami, bolehnya wanita menjadi imam shalat dengan makmum laki-laki, wanita tidak perlu mengenakan jilbab kalo keluar rumah karena itu budaya Arab, nggak wajib sholat dan puasa dsb. Lha, ini jelas ngada-ngada. Sekarang gini aja, apa boleh lirik lagu Indonesia Raya diganti liriknya dengan lagu Gundhul-Gundhul Pacul? Nggak kan? Apalagi al-Quran. Masa’ kalamullah (ucapan Allah Swt.) mau diganti dengan ucapan kita. Salah, lagi. Bah, macam mana pula ini?

Dalam demokrasi, seks bebas marak, aborsi menjamur, tayangan pornografi berjubel, umbar aurat jadi pemandangan sehari-hari, korupsi jadi tradisi. Semua atas nama kebebasan, atas nama HAM. Musibah besar!

Sementara, Islam mengatur kehidupan manusia dengan benar. Islam nggak ngekang manusia tapi juga nggak membebaskan sebebas-bebasnya sebagaimana dalam sistem demokrasi. Maka, jangan percaya HAM versi demokrasi ye. Percayalah hanya kepada ajaran Islam. Setuju kan? Kudu banget man!

 

 

 

 

 

Oleh : BEM STAI_SA  

           Editor by Suherman